Konfigurasi

SELAMAT DATANG DI ERAWAN AIDID BLOGSPOT HP 085645119900

Jumat, 21 September 2012

Resensi dan Contohnya


PENGERTIAN RESENSI DAN CONTOHNYA

 Dipublikasikan oleh :
Drs. H. Erawan Aidid, M.Pd.


Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.
Resensi adalah tulisan yang berisi ulasan, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya (sastra, nonsastra, film, ataupun drama). Penulisan resensi bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca “apakah” sebuah karya patut mendapat sambutan atau tidak.

Hal – hal yang perlu di tuangkan dalam resensi buku sebagai berikut.
  • Identitas buku (judul, pengarang , penerbit, tahun terbit, dan tebal halaman)
  • Sinopsis, unsur ekstrinsik, dan intrinsik
  • Nilai buku meliputi kelebihan dan kelemahan buku
  • Kesimpulan resensi
Resensi dapat disusun dengan langkah – langkah sebagai berikut.
  • Membaca dan memahami isi buku yang akan di resensi.
  • Menyampaikan atau menyajikan fisik buku tersebut, seperti judul, pengarang, harga buku, penerbit, tahun terbit, dan jumlah halaman.
  • Menggambarkan isi buku secara keseluruhan bab per bab, termasuk maksud tujuan penulisan buku.
  • Membahas atau mengkritik fisik buku tersebut, baik dari segi redaksi, desain grafis (pemilihan huruf, ukuran huruf, atau point), perwajahan atau lay out, maupun sampul atau cover.
  • Memberi pendapat tentang keunggulan dan kelemahan isi buku tersebut baik dari unsur intrinsik seperti tema, tokoh, penokohan, alur, latar, amanat, serta bahasa, maupun unsur ekstrinsik, seperti nilai sosial, budaya, pendidikan, serta pandangan hidup pengarang.
Mengajak pembaca untuk membaca buku tersebut beserta manfaat yang akan di dapatkannya.
Contoh Resensi
 Chicken Soup for the Soul at Work
Penulis: Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Maida Rogerson, Martin
Rutte, Tim Clauss
Alih bahasa: Sofia Mansoor-Niksolihin
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 372 halaman
Cetakan: X, Januari 2007
Saya membeli buku ini atas rekomendasi seorang relasi untuk rujukan sebuah tulisan. Ini di luar kebiasaan, namun saya gembira juga mendapati nama Ibu Sofia selaku penerjemahnya. Saya dapat mempelajari gaya seorang pengalih bahasa senior, antara lain beberapa kata
berbahasa Inggris yang dibiarkan saja tanpa diterjemahkan. Setelah membaca profil kontributor --ritual baca saya selama ini--, saya menilik daftar isi dan memilih cerita mengenai seorang penulis bernama Linda Stafford (halaman 158). Kisah ini paling menarik minat saya mengingat kebanyakan esai lain mengupas profesi trainer dan motivator.
Pesan terbaik dari kisah Linda ini adalah keberaniannya melawan vonis yang dijatuhkan guru bahasa Inggris bahwa ia takkan pernah mampu menjadi pengarang. Memang kejeniusan tidak ada kaitannya dengan keberhasilan sebagai penulis, akan tetapi saya kurang sepakat dengan kalimat "Saya pemalas, tidak disiplin, dan menghabiskan waktu lebih banyak dengan anak-anak dan teman-teman saya daripada menulis." (halaman 161). Barangkali Linda terlampau menilai rendah dirinya sendiri akibat ejekan orang-orang terdekatnya semasa remaja.
Salah satu kisah favorit saya ialah Sebuah Buku Kliping (halaman 96). Saya pernah mengajar, maka saya dapat membayangkan keharuan Gina Maria Jerome pada malam perpisahan dengan murid-muridnya di Jepang. Apalagi mereka terkenal kental dengan budaya khas dan kreativitas yang unik.
Cerita yang tak kalah menyentuh adalah Billy (241). Saat anak kecil yang malang itu meninggal, betapa akan menyesalnya sang Ronald McDonald bila tak pernah memberikan pelukan yang diidamkan si pasien. Ia berani mengambil risiko dipecat untuk memenuhi permintaan Billy cilik sehingga anak itu berpulang dengan bahagia.
Gaya penulisan dalam beberapa esai merupakan inspirasi besar. Seperti buku Chicken Soup lainnya, Chicken Soup for the Soul at Work juga disemarakkan kartun dan kata  mutiara nan indah, antara lain kalimat Ralph Waldo Emerson di bawah ini.
"Jika seseorang menulis buku yang lebih baik, menyampaikan khotbah yang lebih baik, atau membuat perangkap tikus yang lebih baik daripada yang dapat dilakukan tetangganya, maka, meskipun dia membangun rumahnya di dalam hutan, dunia akan membuka jalan untuk mengetuk pintu rumahnya." (halaman 168)
     Jadi kesimpulannya, buku Chicken Soup for the Soul at Work patut untuk di baca oleh semua kalangan baik tua maupun muda, karna di dalam buku ini terdapata pesan moral yang sangat bagus.Membaca buku ini membuat kita masuk ke dunia yang penuh cinta sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar